Infokom DPP PPNI - Dalam membantu kesehatan masyarakat pemanfatan tanaman obat dan obat tradisional mulai dioptimalkan.
Dalam hal ini Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha meninjau Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) di Tawangmangu, Jawa Tengah (25/9/2021).
Dalam kunjungannya, Sekjen Kunta menyatakan bahwa transformasi pelayanan kesehatan di bidang kesehatan tradisional menjadi salah satu fokus utama program pengembangan kesehatan. Penelitian dalam bidang obat tradisional dan tanaman merupakan salah satu komponen dari sebuah industri besar dari hulu ke hilir.
B2P2TOOT di Tawangmangu memiliki potensi besar untuk menjadi pusat learning resources guna pengembangan industri herbal dari hulu ke hilir. Pemanfaatan teknologi learning atau belajar saat ini juga semakin cepat, perubahan ini bisa di manfaatkan mulai dari hal kecil, salah satunya sebagai forum peneliti-peneliti untuk berbagi informasi.
Sekjen Kunta juga menyampaikan pemasaran produk riset merupakan hal yang penting. Identifikasi pasar untuk sebuah riset yang akan dilakukan dapat diperoleh dari industri. Industri sebaiknya digandeng sejak tahap perencanaan sehingga nilai dan potensi pasar dapat diketahui.
Ke depan, tambah Sekjen, diharapkan tanaman obat dan obat tradisional di tawang mangu dapat digunakan oleh masyarakat secara luas tanpa perlu datang ke Tawangmangu.
“Aset yang dimiliki saat ini harus bisa dikembangkan dengan optimal, baik hasil penelitian, sarana, maupun hasil panen.” tegas Sekjen Kunta.
Senada, Staf Khusus Menteri Bidang Ketahanan Industri Obat dan Alat Kesehatan Prof Laksono Trisnantoro, pada kesempatan yang sama menyatakan bahwa salah satu kunci transformasi kesehatan dengan melakukan digitalisasi. Ia menambahkan bahwa hasil temuan 27.000 tanaman yang ada harus mulai di digitalisasi agar bisa dimanfaatkan dalam jangka panjang.
Potensi Wellness Tourism sebagai bagian dari destinasi wisata kesehatan juga harus digelorakan. Diharapkan kerjasama dengan berbagai Kementerian dibuka lebar untuk mewujudkan wellness tourism. (IR)
Sumber : Berita & foto dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes RI.
Sekjen: Perlu Adanya Transformasi di Bidang Kesehatan Tradisional
Infokom DPP PPNI - Dalam membantu kesehatan masyarakat pemanfatan tanaman obat dan obat tradisional mulai dioptimalkan.
Dalam hal ini Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha meninjau Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) di Tawangmangu, Jawa Tengah (25/9/2021).
Dalam kunjungannya, Sekjen Kunta menyatakan bahwa transformasi pelayanan kesehatan di bidang kesehatan tradisional menjadi salah satu fokus utama program pengembangan kesehatan. Penelitian dalam bidang obat tradisional dan tanaman merupakan salah satu komponen dari sebuah industri besar dari hulu ke hilir.
B2P2TOOT di Tawangmangu memiliki potensi besar untuk menjadi pusat learning resources guna pengembangan industri herbal dari hulu ke hilir. Pemanfaatan teknologi learning atau belajar saat ini juga semakin cepat, perubahan ini bisa di manfaatkan mulai dari hal kecil, salah satunya sebagai forum peneliti-peneliti untuk berbagi informasi.
Sekjen Kunta juga menyampaikan pemasaran produk riset merupakan hal yang penting. Identifikasi pasar untuk sebuah riset yang akan dilakukan dapat diperoleh dari industri. Industri sebaiknya digandeng sejak tahap perencanaan sehingga nilai dan potensi pasar dapat diketahui.
Ke depan, tambah Sekjen, diharapkan tanaman obat dan obat tradisional di tawang mangu dapat digunakan oleh masyarakat secara luas tanpa perlu datang ke Tawangmangu.
“Aset yang dimiliki saat ini harus bisa dikembangkan dengan optimal, baik hasil penelitian, sarana, maupun hasil panen.” tegas Sekjen Kunta.
Senada, Staf Khusus Menteri Bidang Ketahanan Industri Obat dan Alat Kesehatan Prof Laksono Trisnantoro, pada kesempatan yang sama menyatakan bahwa salah satu kunci transformasi kesehatan dengan melakukan digitalisasi. Ia menambahkan bahwa hasil temuan 27.000 tanaman yang ada harus mulai di digitalisasi agar bisa dimanfaatkan dalam jangka panjang.
Potensi Wellness Tourism sebagai bagian dari destinasi wisata kesehatan juga harus digelorakan. Diharapkan kerjasama dengan berbagai Kementerian dibuka lebar untuk mewujudkan wellness tourism. (IR)
Sumber : Berita & foto dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes RI.