ARTIKEL ASLI
PENGEMBANGAN ALAT UKUR BEBAN KERJA MENTAL PERAWAT DALAM INTERAKSI ASUHAN KEPERAWATAN
Ati Surya Mediawati1, Elly Nurachmah2, Muchtaruddin Mansyur3, Tries Eryando4
1Departemen Keperawatan Dasar, Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran 2Fakultas Keperawatan, Universitas Indonesia 3Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia 4Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia E-mail: ati_suryamediawati@yahoo.com
ABSTRAK

Ketika melakukan asuhan keperawatan, perawat perlu berinteraksi dengan klien. Interaksi dapat dilaksanakan dengan baik apabila perawatannya mampu beradaptasi dengan beban kerja mental yang dimanifestasikan ke dalam gejala fisik, psikologis, dan perilaku yang ditampilkan. Tujuan penelitian: mengembangkan alat ukur beban kerja mental saat berinteraksi dengan klien dalam pemberian asuhan keperawatan. Metode: Penelitian menggunakan metode deskriptif analitis.  Alat ukur dikembangkan dengan menggunakan pendekatan interpretasi terhadap skala interval dan skala ordinal yang diisi oleh 596 partisipan yang diproses melalui sebelas case processing data.  Penelitian dilaksanakan di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Barat, dan Sulawesi Selatan.  Validitas dan reliabilitas variabel persepsi Teruji (p=0,996 sebelum interaksi dan p=0,993 setelah interaksi), observasi (p=0,844 sebelum interaksi, p=0,711) orientasi (p=0,711), identifikasi (p=0,769), eksplorasi (p=0,773), resolusi (p=0,820), setelah interaksi (p=0,772), angket klien (p=0,64). Hasil:  Hasil pengujian model Confirmatory Factor Analysis (CFA) melalui program Lisrel menghasilkan p-value=0,150 (p>0,05) dan RMSEA=0,075 (RMSEA<0,1). Diskusi: Diperlukan dukungan regulasi sebagai implikasi dalam penggunaan alat ukur. Simpulan: alat ukur ini vaild dan reliabel sebagai informasi diagnostik pengukuran beban kerja mental.

Kata Kunci: alat ukur, beban kerja mental, interaksi.

 

ABSTRACT

Nurses in providing nursing care need to interact with clients. Such interaction can be successfully performed if the treatment can adapt to mental workload which is manifested into physical, psychological and behavioral symptoms. Objectives: developing a mental workload instrument when interacting with clients in providing nursing care. Methods: It employed a descriptive analytic method. The instrument was developed by employing the approach to the interpretation of scale interval and ordinal scale which were filled by 596 participants and processed through 11 case processing data. The research was conducted in the provinces of West Java, Central Java, West Sumatra and South Sulawesi. Validity and reliability of the perception variables were tested (p=0.996 before the interaction and p=0.993 after the interaction), observation (p=0.844 before the interaction, p=0.711), orientation (p=0.711), identification (p=0.769), exploration (p=0.773), resolution (p=0.820), after the interaction (p=0.772), client questionnaire (p=0.64). Results: The results of Confirmatory Factor Analysis (CFA) using Lisrel software indicated p-value=0.150 (p>0.05) and RMSEA=0.075(RMSEA <0.1). Discussion: Regulatory support is needed as an implication for the use of the instrument. Conclusion: This instrument is valid and reliable to measure mental workload for diagnostic information.


 


Keywords: instrument, mental workload, interaction.