Tujuan penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengalaman remaja putri berkebutuhan khusus (retardasi mental) dalam menghadapi menstruasi di SLBN 1 Bantul. Metode: Penelitian dengan rancangan kualitatif dan pendekatan fenomenologi. Partisipan penelitian adalah delapan siswi retardasi mental ringan dan sedang di SLB N 1 Bantul. Wawancara langsung secara mendalam kepada partisipan menggunakan pedoman interview tidak terstruktur dengan pertanyaan open-ended. Analisis data menggunakan metode Colaizzi. Hasil: Partisipan pada penelitian ini berusia 17–20 tahun (75 persen), mengalami menarche pada usia 14–16 tahun (62,5 persen), pendidikan SMA (50 persen), dan tingkat retardasi mental sedang (87,5 persen). Tema yang dihasilkan pada penelitian ini adalah ambivalensi saat mengalami menarche, peran penting ibu dalam menghadapi menarche, ragam persepsi tentang arti menstruasi, perubahan normal yang dirasakan saat menstruasi, koping saat mengalami nyeri menstruasi, serta kesadaran terhadap norma sosial terkait menstruasi versus kurang adekuatnya perawatan diri. Diskusi: Pengalaman remaja putri berkebutuhan khusus (retardasi mental) dalam menghadapi menstruasi secara garis besar sama dengan yang dialami remaja normal, kecuali pada aspek kebersihan diri, cara membersihkan pembalut, masalah emosi, serta persepsi yang salah terkait kehamilan. Simpulan: Peran ibu sebagai caregiver sangat penting untuk memberikan pendidikan terkait menstruasi.
Kata Kunci: menstruasi, retardasi mental.
Objective: This study aimed to identify menstrual experience in adolescents with special needs (mental retardation) at the Special School 1 Bantul. Method: This was a qualitative research with phenomenological approach. participants were eight female students with mild and moderate mental retardation. Direct in-depth interview was carried out with partisipants by using unstructured interviews guidelines with open-ended questions. Data were analyzed using Colaizzi’s method. Result: Participants in this study aged 17-20 years (75%), experienced menarche at 14-16 years old (62.5%), had high school education (50%), and had moderate mental retardation (87.5%). Themes produced in this study were ambivalence when experiencing menarche, important role of mother to child in facing menarche, various perceptions about the meaning of menstruation, abnormal changes felt during menstruation, coping when experiencing menstrual pain, and awareness of social norms related to menstruation versus inadequate self-care. Discussion: Female adolescents with mental retardation had experience of menstruation similar with normal teenagers, except in terms of personal hygiene, pad cleaning, emotional problems, and wrong perception about pregnancy. Conclusion: Mothers play very important role as caregiver in providing education about menstruation.
Keywords: menstruation, mental retardation.